Abiy ( 1 tahun 10 bulan) |
Satu bulan yang lalu, badan Abiy panas. Walaupun ia masih ‘sangat’
lincah seperti biasa, tapi tetap saja membuat Saya menjadi tidak tenang.
Berawal dari Saya menjemput Abiy di sekolah, guru Abiy bilang kalau badan Abiy
panas, sampai di rumah saya cek suhunya berkisar 38°C sehingga segera saya kasih
obat penurun panas (paracetamol). Saya selalu menyediakan thermometer di rumah,
karena untuk mengukur suhu tubuh tidak bisa hanya menggunakan rabaan/kiraan
tangan tetapi harus dengan thermometer. Kalau suhu tubuh anak masih dibawah 38°C
biasanya belum saya kasih obat, cukup dengan beristirahat dan banyak minum air
putih saja, tetapi kalau suhu anak sudah 38°C maka akan saya beri obat
penurun panas karena khawatir suhu tubuh menjadi semakin naik.
Selepas magrib saya cek lagi ternyata suhu tubuh Abiy naik
hingga 39,5°C.
Paniklah saya. Segera saya bawa Abiy ke praktek dokter anak terdekat. Namun
saya agak kecewa dengan pelayanan yang diberikan dokter tersebut. Padahal
dokter tersebut merupakan dokter spesialis anak senior di daerah saya dan Abiy
pun semenjak lahir sampai sekarang selalu menggunakan jasa dokter tersebut. Sikapnya
yang kurang ramah dan perkataannya yang ketus ketika saya menceritakan
kronologis sakitnya Abiy. Bahkan tanpa memeriksa detak jantung dan mulut Abiy,
sang dokter langsung menyuruh melakukan cek darah di laboratorium.
Cek darah berlangsung cepat. Mungkin tidak sampai 20 menit
kami sudah mendapatkan hasilnya. Disitupun saya merasa kurang sreg karena
biasanya untuk mendapatkan hasil tes darah, pasien harus menunggu sekitar 1-3 jam.
Dokter memberitahukan bahwa hasil darah Abiy positif malaria dan tipus. Namun
saya merasa ada yang salah dari hasil tersebut karena saya melihat Abiy
walaupun tubuhnya panas namun ia masih beraktifitas seperti biasa, tetap
lincah, melompat, bernyanyi, makan dan
minum seperti biasa, dan menyusui juga normal. Ia pun tidak mengalami mual
muntah, kaki dan tangannya pun tidak dingin, tidurnya masih nyenyak, dan masih
banyak lagi yang saya kemukakan ke dokter sebagai bentuk ketidakyakinan saya
akan hasil laboratorium kalau anak saya terkena malaria dan tipus. Namun dokter
kurang menggubris cerita saya dan langsung meresepkan resep obat malaria dan
tipus.
Ketika keluar dari ruang dokter saya menelpon suami
menceritakan apa yang terjadi dan akhirnya saya dan suami sepakat untuk tidak
menebus obat dari dokter tersebut dan akan melakukan tes darah kembali besok
paginya di laboratorium yang lain. Akhirnya ya saya hanya membayar jasa dokter
dan biaya laboratorium saja di kasir.
Besoknya saya membawa Abiy ke laboratorium yang lebih besar
di luar kota. Dan Alhamdulillah hasil tes darahnya menyatakan bahwa Abiy negatif
malaria dan tipus sehingga saya hanya melanjutkan member paracetamol saja. Saya
sangat bersyukur tidak menebus obat dari dokter anak sebelumnya. Apa jadinya
anak yang masih sangat kecil kalau sampai ia salah minum obat. Dari sini saya
memetik pelajaran akan pentingnya kita sebagai pasien berfikir dan bersikap
kritis. Dengan mengetahui gejala suatu penyakit akan sangat membantu kita
sebagai orang tua. Tes di laboratorium juga dapat memiliki kesalahan yang
dikarenakan kesalahan manusia yang melakukan tes, bahan dan alat yang digunakan
yang mungkin sudah tercemar atau tidak akuratnya alat yang digunakan.
Berikut ini informasi singkat mengenai sebab dan gejala penyakit
malaria dan tipus.
Penyebab Penyakit
Malaria
Penyakit malaria disebabkan
oleh parasit yang merupakan golongan plasmodium. Media utama yang menjadi
penyebar penyakit ini yaitu nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini terinfeksi oleh
parasit plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap seseorang yang sudah
terinfeksi parasit tersebut. Nyamuk tersebut akan terinfeksi selama satu
mingguan hingga waktu makan selajutnya. Pada saat makan, maka nyamuk ini
menggigit orang lain sekaligus menyuntikkan parasit plasmodium ke dalam darah
orang tersebut sehingga orang tersebut akan terinsfeksi malaria.
Gejala Penyakit Malaria
Gejala
malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat ringannya.
1. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa
Komplikasi)
Pada penderita penyakit malaria, umumnya
mengalami demam dan menggigil, sakit kepala, mual-mual, muntah, diare, terasa
nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat dibagi menjadi
3 stadium yaitu sebagai berikut.
à Stadium
dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin
dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah,
bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi
kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.
à
Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka
merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh
biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami
kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.
à Stadium
berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit
malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga
menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya
sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
2. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan
Komplikasi)
Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya
sangat lemah sekali. Malaria berat dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga memiliki komplikasi sebagai
berikut ini.
- Tidak
sadarkan diri kadang hingga koma
- Sering
mengigau
- Bicara
yang salah-salah (tidak terkontrol)
- Kejang-kejang
- Suhu
tubuh sangat tinggi
- Dehidrasi
- Nafas
cepat, sesak nafas
Penyebab Penyakit Tipus
Penyakit
tipus merupakan sebuah penyakit akibat adanya infeksi pada usus halus yang
disebabkan oleh bakteri. Penyebabnya adalah bakteri salmonella typhi atau
salmonella paeartyphi. Bakteri tipus masuk melalui makanan ke saluran
pencernaan. Kemudian berkembang biak menembus dinding usus ke saluran limfa,
masuk ke pembuluh darah dalam waktu 24 hingga 27 jam.
Gejala Penyakit Tipus
Gejala yang khas adalah badan panas menjadi
semakin tinggi dari hari ke hari terutama pada waktu sore dan malam. Hal ini
terjadi secara konstan setiap 7 hingga 10 hari.
Biasanya
paginya panasnya turun akan tetapi ketika malam panasnya naik lagi. Selain itu
biasanya penderita mengalami sakit kepala, sakit perut, susah buang air besar
atau diare, sakit tenggorokan, bahkan pada keadaan yang berat penderita bisa
mengalami kehilangan kesadaran.
Ciri tipus yang khas pada anak
anak adalah demam dan mulut berbau tidak sedap, nyeri perut bahkan hingga
diare. Akan tetapi tetapi pada anak anak tidak menimbulkan kehilangan
kesadaran. Gejala yang khas pada anak anak adalah fase demam yang naik dan
turun. Bayi juga bisa mengalami gejala tipes. Biasanya hal ini akibat kandungan
sang ibu terinfeksi bakteri tipes selain itu melalui asi juga bisa menularkan
bakteri tipes pada bayi.
No comments:
Post a Comment