Sunday, May 24, 2015

UJIAN SAKIT (BAGIAN I)

Abiy ( 1 tahun 10 bulan)

Satu bulan yang lalu, badan Abiy panas. Walaupun ia masih ‘sangat’ lincah seperti biasa, tapi tetap saja membuat Saya menjadi tidak tenang. Berawal dari Saya menjemput Abiy di sekolah, guru Abiy bilang kalau badan Abiy panas, sampai di rumah saya cek suhunya berkisar 38°C sehingga segera saya kasih obat penurun panas (paracetamol). Saya selalu menyediakan thermometer di rumah, karena untuk mengukur suhu tubuh tidak bisa hanya menggunakan rabaan/kiraan tangan tetapi harus dengan thermometer. Kalau suhu tubuh anak masih dibawah 38°C biasanya belum saya kasih obat, cukup dengan beristirahat dan banyak minum air putih saja, tetapi kalau suhu anak sudah 38°C maka akan saya beri obat penurun panas karena khawatir suhu tubuh menjadi semakin naik.

Selepas magrib saya cek lagi ternyata suhu tubuh Abiy naik hingga 39,5°C. Paniklah saya. Segera saya bawa Abiy ke praktek dokter anak terdekat. Namun saya agak kecewa dengan pelayanan yang diberikan dokter tersebut. Padahal dokter tersebut merupakan dokter spesialis anak senior di daerah saya dan Abiy pun semenjak lahir sampai sekarang selalu menggunakan jasa dokter tersebut. Sikapnya yang kurang ramah dan perkataannya yang ketus ketika saya menceritakan kronologis sakitnya Abiy. Bahkan tanpa memeriksa detak jantung dan mulut Abiy, sang dokter langsung menyuruh melakukan cek darah di laboratorium.
Cek darah berlangsung cepat. Mungkin tidak sampai 20 menit kami sudah mendapatkan hasilnya. Disitupun saya merasa kurang sreg karena biasanya untuk mendapatkan hasil tes darah, pasien harus menunggu sekitar 1-3 jam. Dokter memberitahukan bahwa hasil darah Abiy positif malaria dan tipus. Namun saya merasa ada yang salah dari hasil tersebut karena saya melihat Abiy walaupun tubuhnya panas namun ia masih beraktifitas seperti biasa, tetap lincah, melompat, bernyanyi, makan  dan minum seperti biasa, dan menyusui juga normal. Ia pun tidak mengalami mual muntah, kaki dan tangannya pun tidak dingin, tidurnya masih nyenyak, dan masih banyak lagi yang saya kemukakan ke dokter sebagai bentuk ketidakyakinan saya akan hasil laboratorium kalau anak saya terkena malaria dan tipus. Namun dokter kurang menggubris cerita saya dan langsung meresepkan resep obat malaria dan tipus.

Ketika keluar dari ruang dokter saya menelpon suami menceritakan apa yang terjadi dan akhirnya saya dan suami sepakat untuk tidak menebus obat dari dokter tersebut dan akan melakukan tes darah kembali besok paginya di laboratorium yang lain. Akhirnya ya saya hanya membayar jasa dokter dan biaya laboratorium saja di kasir.

Besoknya saya membawa Abiy ke laboratorium yang lebih besar di luar kota. Dan Alhamdulillah hasil tes darahnya menyatakan bahwa Abiy negatif malaria dan tipus sehingga saya hanya melanjutkan member paracetamol saja. Saya sangat bersyukur tidak menebus obat dari dokter anak sebelumnya. Apa jadinya anak yang masih sangat kecil kalau sampai ia salah minum obat. Dari sini saya memetik pelajaran akan pentingnya kita sebagai pasien berfikir dan bersikap kritis. Dengan mengetahui gejala suatu penyakit akan sangat membantu kita sebagai orang tua. Tes di laboratorium juga dapat memiliki kesalahan yang dikarenakan kesalahan manusia yang melakukan tes, bahan dan alat yang digunakan yang mungkin sudah tercemar atau tidak akuratnya alat yang digunakan.

Berikut ini informasi singkat mengenai sebab dan gejala penyakit malaria dan tipus.

Penyebab Penyakit Malaria
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yang merupakan golongan plasmodium. Media utama yang menjadi penyebar penyakit ini yaitu nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini terinfeksi oleh parasit plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap seseorang yang sudah terinfeksi parasit tersebut. Nyamuk tersebut akan terinfeksi selama satu mingguan hingga waktu makan selajutnya. Pada saat makan, maka nyamuk ini menggigit orang lain sekaligus menyuntikkan parasit plasmodium ke dalam darah orang tersebut sehingga orang tersebut akan terinsfeksi malaria.

Gejala Penyakit Malaria
Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat ringannya. 


1. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi)
Pada penderita penyakit malaria, umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala, mual-mual, muntah, diare, terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut.

à Stadium dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.

à Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.

à Stadium berkeringat 
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah. 

2. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi)
Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria berat dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga memiliki komplikasi sebagai berikut ini. 

  • Tidak sadarkan diri kadang hingga koma
  • Sering mengigau
  • Bicara yang salah-salah (tidak terkontrol)
  • Kejang-kejang
  • Suhu tubuh sangat tinggi
  • Dehidrasi
  • Nafas cepat, sesak nafas
Penyebab Penyakit Tipus
Penyakit tipus merupakan sebuah penyakit akibat adanya infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri. Penyebabnya adalah bakteri salmonella typhi atau salmonella paeartyphi. Bakteri tipus masuk melalui makanan ke saluran pencernaan. Kemudian berkembang biak menembus dinding usus ke saluran limfa, masuk ke pembuluh darah dalam waktu 24 hingga 27 jam.
Gejala Penyakit Tipus
Gejala yang khas adalah badan panas menjadi semakin tinggi dari hari ke hari terutama pada waktu sore dan malam. Hal ini terjadi secara konstan setiap 7 hingga 10 hari.
Biasanya paginya panasnya turun akan tetapi ketika malam panasnya naik lagi. Selain itu biasanya penderita mengalami sakit kepala, sakit perut, susah buang air besar atau diare, sakit tenggorokan, bahkan pada keadaan yang berat penderita bisa mengalami kehilangan kesadaran.
Ciri tipus yang khas pada anak anak adalah demam dan mulut berbau tidak sedap, nyeri perut bahkan hingga diare. Akan tetapi tetapi pada anak anak tidak menimbulkan kehilangan kesadaran. Gejala yang khas pada anak anak adalah fase demam yang naik dan turun. Bayi juga bisa mengalami gejala tipes. Biasanya hal ini akibat kandungan sang ibu terinfeksi bakteri tipes selain itu melalui asi juga bisa menularkan bakteri tipes pada bayi.



No comments: